Masalah kesuburan seringkali dikaitkan dengan stres. Meski ada sebagian yang benar, namun sebuah penelitian terbaru menyebutkan jika msalah kesuburan juga karena penuaan sperma. Dan,sperma dapat diperbarui dengan cara bercinta.
Tes kesuburan biasanya menunjukkan kualitas sperma seorang pria yang seringkali berhubungan dengan masalah penuaan sperma. Kualitas sperma akan semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia dan penuaan sperma yang dikendalikan.
Penuaan sperma dapat terjadi sebelum atau sesudah meiosis, yaitu proses pembentukan DNA dalam sel-sel sperma. Sehingga dikenal juga istilah penuaan sperma pre-meiosis, di mana penuaan sperma akibat kerusakan yang terakumulasi, telah terjadi sebelum mengalami meiosis.
Penuaan sperma pasca-meiosis terjadi setelah sel sperma telah diproduksi, baik selama penyimpanan sperma oleh laki-laki atau setelah ejakulasi dan sebelum membuahi telur. Sebuah penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menyatakan bahwa penuaan sperma terjadi pada serangga, burung dan hewan mamalia, yang mungkin juga terjadi pada manusia.
Attila Hettyey dan rekan-rekan peneliti di Konrad Lorenz Institute of Ethology, University of Veterinary Medicine, bersama Balazs Vagi di Budapest, Hungaria melakukan penelitian untuk mengetahui lebih lanjut tentang penuaan sperma.
Para peneliti melakukan percobaan dengan menggunakan katak sebagai model penelitian. Katak sangat menarik untuk diteliti karena telah menghasilkan semua sperma sebelum dimulainya musim kawin.
Peneliti menemukan bahwa beberapa katak jantan kembali melakukan hibernasi pada awal musim kawin, yaitu di mana katak jantan akan menurunkan tingkat metabolismenya setelah memproduksi sperma. Sperma yang tersimpan dengan cara tersebut memiliki kemampuan bergerak (motilitas) yang lebih tinggi daripada sperma katak jantan yang disimpan di bawah kondisi alami sepanjang musim kawin.
Hasil ini menunjukkan bahwa dengan memperlambat laju normal proses fisiologis dapat mengurangi tingkat penuaan sperma secara normal dalam testis katak. Penelitian ini adalah yang pertama kali membuktikan terjadinya penuaan sperma pasca-meiosis intra-testis dalam vertebrata liar.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa motilitas sperma terkait dengan jumlah perkawinan yang dilakukan oleh katak jantan yang memiliki efek positif pada kualitas sperma yang tersimpan. Hal ini menunjukkan bahwa penuaan sperma pasca-meiosis intra-testis juga dipengaruhi faktor eksternal, seperti suhu dan jumlah perkawinan.
Singkatnya, para ilmuwan telah menunjukkan bahwa penuaan sperma terjadi ketika sperma disimpan dalam testis hewan yang hidup di luar kondisi alaminya. Tingkat penuaan sperma dapat diperlambat jika pejantan lebih sering kawin.
Untuk hewan yang menghasilkan sperma terus menerus, seperti manusia, lebih sering ejakulasi mungkin dapat menghapus sperma yang telah mengalami penuaan sejak di dalam testis, dengan demikian sperma yang kurang layak dapat dieliminasi untuk mengurangi kerusakan pada sel-sel sperma selama penyimpanan.
Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal online internasional PLoS ONE, seperti dilansir medindia, Rabu (5/12/2012).(newswire)
sumber harianjogja.com